“Dan diantara
tanda-tanda (kebesaran) Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan
usahamu mencari sebahagian dari karunia Nya. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengar "[Qs. Ar-rum:
23]
Qailulah
Dalam ayat diatas terdapat dua waktu untuk tidur yang
disebutkan, yaitu malam dan siang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
tidur siang hari juga tidak kalah pentingnya dengan tidur pada malam hari. Ada
apa sebenarnya dengan tidur siang hari?
Tidur
sejenak di waktu Siang (Qailulah) adalah satu hal yang dilakukan dan dianjaurkan
Rasulullah untuk umatnya. Qailulah merupakan bentuk istirahat bagi tubuh yang
sangat bermanfaat. Selain menjamin kecukupan istirahat bagi tubuh, tidur
sejenak di waktu siang juga dapat membuat tidur lebih nyenyak di waktu malam.
Tidur siang
bisa langsung meningkatkan kewaspadaan selepas jam tidur, atau beberapa saat
kemudian di hari lain. Tidur siang selama 20-40 menit dapat membantu
meningkatkan mood, kewaspadaan dan performansi. Hal ini dibuktikan oleh para
peneliti NASA yang menyarankan pilot pesawat militer dan astronotnya tidur
siang selama 40 menit. Hasilnya performa awak meningkat jadi 34 persen,
sementara kewaspadaan menjadi 100 persen. Tidur siang juga memiliki efek
positif pada psikologi, yaitu memberi rasa relaks untuk menyegarkan pikiran. Pada
buku “Sleeps and Alertness : Chronological, Behavioral and medical Aspect of
Napping ” karangan David F Dinges and Roger J Broughton menyatakan bahwa jika
seseorang secara rutin tidur 30 menit pada waktu siang hari maka mempunyai
resiko mengidap sakit jantung 30% lebih rendah daripada mereka yang tidak melakukannya.
Dengan melaksanakan Qailulah, akan memudahkan kita untuk
bangun malam, ber-qiamulail, dan bangun sebelum fajar pada keesokan harinya.
Namun jika karena aktifitas kita yang padat maka tidak sempat melakukan
Qailulah, maka dengan beristirahat saja sudah cukup menurut pendapat beberapa
ulama.
Kebiasaan Tidur Rasulullah SAW
Lalu bagaimana dengan kebiasaan tidur Rasulullah? Rasulullah
terbiasa tidur miring ke kanan dengan kedua betis sedikit dilipat, tangan
kanannya berada di bawah pipi, serta wajahnya menghadap Ka’bah. Posisi tidur
seperti ini seuai dengan posisi janin. Posisi tidur seperti inilah yang biasa
dipraktikkan oleh seseorang yang berada dalam kondisi jiwa yang stabil. Anatomi
paru- paru kiri yang lebih kecil membuat jantung lebih sedikit menahan beban
ketika tidur miring ke kanan. Berbagia percobaan yang telah dilakukan olehh
Galteh dan Butseh menunjukkan bawhwa berpindahnya makanan dari lambung ke usus
dapat dilakukan dakam waktu 2,5—4,5 jam jika seseorang tidur dengan posisi
miring ke kanan. Jangka waktu ini tidak dapat dicapai oleh seseorang yang tidur
dengan posisi miring ke kiri karena waktu yang dibutuhkan adalah 5—7 jam.
Terdapat
sebuah hadist sahis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, ia mengatakan bahwa
pada suatu ketika Rasulullah SAW melihat seseorang tidur dengan posisi telungkup.
Beliau bersabda, “Sesungguhnya,
ini adalah tidur yang dimurkai oleh Allah dan Rasul-Nya”.
Saat
Seseorang tidur telungkup, seperti yang dikatakan oleh dr. Zhafir al-Athar, ia
akan merasakan sesak napas selama beberapa saat sebab besarnya beban punggung
menghalangi otot dada untuk berkontraks-relaksasi saat mengisap dan
mengeluarkan napas. Posisi ini juga mengakibatkan tulang tengkuk dan tulang
leher tertekuk. Seorang peneliti dari Australia mengemukakan bahwa intensitas
kematian mendadak pada anak mencapai tiga kali lipat lebih banyak saat mereka
tidur telungkup dibandingkan tidur dengan posisi miring ke salah satu sisi.
Majalah Times juga memuat hasil
penelitian yang sama, intesitas kematian mendadak yang dialami oleh anak-anak
yang tidur telungkup pun semakin meningkat.
Bangun
Sebelum Fajar
Allah SWT
berfirman, “…dan (laksanakan pula solat) subuh. Sungguh, solat subuh itu
disaksikan (oleh malaikat)” QS al-Isra’:78.
Al Quran
menganjurkan pada setiap muslim untuk tidur lebih awal dan bangun sejak fajar.
Di dalam sebuah hadist sahih Rasulullah SAW bersabda, “Umatku ini diberkati ketika
bangun pagi-pagi”. (HR. ath-Thabrani dalam al-Ausat). Di dalam riwayat
lain beliau bersabda, “Dua rakaat subuh lebih baik daripada dunia
dan seisinya” (HR. Muslim). Manfaat yang diperoleh seeorang jika
membiasakan diri bangun pagi adalah saat pagi kadar gas ozon dalam udara pagi
mencapai titik yang paling tinggi. Kadar ini berkurang secara berangsur-angsur
hingga hilang sama sekali begitu matahari terbit. Gas ini dapat lebih
mengaktifkan kerja otak dan otot tubuh. Karena itu, seseorang akan mencapai
puncak keaktifan pikiran di waktu pagi. Saat menghirup udara pagi, seseorang
akan merasakan kenikmatan dan kegembiraan yang tidak bisa dibandingkan dengan
waktu siang maupun malam.
Dalam
memotivasi kaum muslimin untuk bangun sebelum fajar dan mengerjakan
qiyamullail, Allah SWT berfirman,
“Sungguh,
bangun malam itu lebh kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih
berkesan.” (QS Al-Muzammil : 6)
Begitulah salah
satu cara Allah mencintai kita. Dia memberikan petunjuk sesuai fitrah manusia. Oleh
karena itu, dengan melaksanakan segala perintah Allah dan meneladani gaya hidup
Rasulullah, insya Allah, seorang muslim mampu menjadi manusia yang unggul dan bermanfaat
bagi sesamanya.
Wallahua’lam
bishawab