Selasa, 26 Mei 2015

Iman ( Tauhid )




Iman adalah meyakini dalam hati, melafalkan dengan lisan dan melakukan dengan amal. Dan iman akan naik jika kita taat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT dan akan berkurang jika kita taat kepada syetan. Sebagai contoh kasus Abu Thalib, menurut kaum kafir beliau telah beriman kepada Allah SWT, namun ternyata sampai meninggalpun Abu Thalib belum melafalkan kalimat Syahadat. Dan pada saat itu Rosulullah SAW berdoa kepada Allah agar Abu Tholib dimaafkan oleh Allah SWT, namun Allah tidak mengabulkannya.
Jika terlahir dalam keadaan mukmin, tidak perlu kita mengucap syahadat lagi, yang harus kita lakukan adalah menjaga keimanan kita dari kemusyrikan. Iman bukan hanya konsep kepercayaan, namun ada amalan juga

Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah SWT berarti percaya bahwa Allah yang menciptakan, mengatur dan yang memiliki semua hal yang ada di dunia ini. Yaitu Allah SWT sebagai:
Al-Khalik: yang berarti menciptakanà membentuk fungsi terus menerus , tidak perlu mendapat informasi sebelumnya karena Allah tidak akan menniru
Al Mutadabbir: yaitu Allah mengatur semua yang terjadi di dunia ini
Al Malik: yaitu Allah memiliki alam ini
Iman (tauhid) yaitu meyakini dengan sepenuh hati terkait hak Rububiyah dan sifat uluhiyah, contohnya ketika kita sedang beribadah jangan berpikir hal yang lain/syirik

Urutan penciptaan:
1.       Jin di bumi
2.       Malaikat di langit
3.       Jin melakukan kerusakan, malaikat diturunkan untuk memperbaiki
4.       Pimpinan jin(iblis) dibawa ke langit bersama malaikat. Dia diberi umur sampai hari kiamat
5.       Jin taat waktu dilangit dan beribadah dengan taat
6.       Allah menciptakan nabi Adam as
Kemudian malaikat berkata: Kau menciptakannya, orang yang akan menumpahkan darah dimuka bumi (dulu jin yang merusak)

Allah menciptakan Nabi Adam as dari berbagai tanah liat. Dengan “tangan” Allah. Allah suruh malaikat dan jin bersujud kepada Nabi Adam As, tetapi pada waktu itu jin tidak mau bersujud, lalu dikeluarkanlah jin tersebut dari Surga Allah SWT