Iman adalah meyakini dalam hati, melafalkan dengan lisan dan
melakukan dengan amal. Dan iman akan naik jika kita taat terhadap apa yang
diperintahkan Allah SWT dan akan berkurang jika kita taat kepada syetan.
Sebagai contoh kasus Abu Thalib, menurut kaum kafir beliau telah beriman kepada
Allah SWT, namun ternyata sampai meninggalpun Abu Thalib belum melafalkan
kalimat Syahadat. Dan pada saat itu Rosulullah SAW berdoa kepada Allah agar Abu
Tholib dimaafkan oleh Allah SWT, namun Allah tidak mengabulkannya.
Jika terlahir dalam keadaan mukmin, tidak perlu kita
mengucap syahadat lagi, yang harus kita lakukan adalah menjaga keimanan kita
dari kemusyrikan. Iman bukan hanya konsep kepercayaan, namun ada amalan juga
Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah SWT berarti percaya bahwa Allah yang
menciptakan, mengatur dan yang memiliki semua hal yang ada di dunia ini. Yaitu
Allah SWT sebagai:
Al-Khalik: yang berarti menciptakanà membentuk fungsi terus
menerus , tidak perlu mendapat informasi sebelumnya karena Allah tidak akan
menniru
Al Mutadabbir: yaitu Allah mengatur semua yang terjadi di
dunia ini
Al Malik: yaitu Allah memiliki alam ini
Iman (tauhid) yaitu meyakini dengan sepenuh hati terkait hak
Rububiyah dan sifat uluhiyah, contohnya ketika kita sedang beribadah jangan
berpikir hal yang lain/syirik
Urutan penciptaan:
1.
Jin di bumi
2.
Malaikat di langit
3.
Jin melakukan kerusakan, malaikat diturunkan
untuk memperbaiki
4.
Pimpinan jin(iblis) dibawa ke langit bersama
malaikat. Dia diberi umur sampai hari kiamat
5.
Jin taat waktu dilangit dan beribadah dengan
taat
6.
Allah menciptakan nabi Adam as
Kemudian malaikat berkata: Kau
menciptakannya, orang yang akan menumpahkan darah dimuka bumi (dulu jin yang
merusak)
Allah menciptakan Nabi Adam as dari berbagai
tanah liat. Dengan “tangan” Allah. Allah suruh malaikat dan jin bersujud kepada
Nabi Adam As, tetapi pada waktu itu jin tidak mau bersujud, lalu dikeluarkanlah
jin tersebut dari Surga Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar