Rabu, 26 September 2012

Jangan Anggap Hari Esok Pasti Ada

"...sebuah sepeda motor bertabrakan dengan truk pengangkut semen.Kecelakaan tersebut diduga karena sang pengendara motor terburu-buru dalam mengendarai motornya.Pada saat akan menyalip sebuah truk pengangkut paket, pengendara motor tidak melihat ada truk semen dari arah berlawanan yang melaju dengan kecepatan sedang. Pengendara motor yang melaju kencang tidak dapat mengelak dan terjadilah kecelakaan itu. Menurut teman korban, korban sedang terburu-buru menuju kantor kedutaan karena mengejar tenggat waktu pengurusan visa. Ia menuturkan bahwa korban seharusnya sudah bisa pergi ke kantor kedutaan beberapa hari sebelumnya tetapi korban mengeluh bahwa ia sedang malas mengurusi visanya karena izin kerjanya belum keluar.

Tapi, tadi pagi korban mendapat kabar untuk segera mengurus visanya karena sudah mendapat panggilan kerja.Korban yang sedianya berangkat pagi hari terpaksa membatalkan niatnya karena motornya dipakai adiknya tanpa sepengetahuan dirinya. Akhirnya korban terpaksa berangkat siang hari menuju kantor kedutaan yang akan tutup sekitar jam 2 siang. Karena tenggat waktu yang terbatas, korban terburu-buru dan terjadilah kecelakaan tersebut. "

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa kita sebagai manusia terlalu sering menggunakan peribahasa "masih ada hari esok" dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.Kita sebagai umat manusia sering melupakan bahwa esok bukanlah sesuatu yang pasti karena esok tak akan bisa kita raih dalam bentuk esok. Esok yang kita raih adalah esok yang telah bertransformasi dalam bentuk sekarang. Esok hanyalah sebuah gambaran semu dari pemikiran manusia yang penuh ketidakpastian. Manusia terkadang lupa bahwa ia bisa merencanakan hari esok tapi pasti tak akan bisa melakukan itu esok hari. Karena saat ia merencanakan akan melakukan hal itu esok, pada kenyataan ia pasti akan melakukannya dalam bentuk sekarang atau esok yang berubah jadi sekarang.
Banyak kerugian dari perbuatan manusia yang selalu menunda-nunda pekerjaannya. Ilustrasi di atas salah satunya. Hanya karena rasa malas, ia rela menunda pekerjaannya. Akhirnya, ia tidak bisa mendapatkan yang ia inginkan karena penundaannya. Penundaan yang akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain tentunya. Bayangkan betapa sedihnya keluarga dan sahabat yang ditinggalkan karena ia menunda melakukan pekerjaan yang sederhana.
Terlepas bahwa semua itu adalah takdir Allah SWT, tidak seharusnya manusia menunda pekerjaannya. Pekerjaan akan selalu datang seiring bertambahnya usia dan kesempatan akan selalu menipis seiring berkurangnya umur. Kita seharusnya mengerjakan sesuatu sekarang tanpa menunda-nundanya esok.Kita memang boleh merencanakan tapi tetaplah kerjakan rencana itu sesuai tenggat waktunya.Jangan mengerjakannya terlalu dekat dengan tenggat waktu akhir karena hasil yang didapat mungkin tak akan sebaik jika kita melakukannya lebih awal.

Ingatlah datangnya kesempatan sebelum datangnya kesempitan. Ingatlah ! semuanya tak akan bisa kembali seperti awal adanya kawan...

Oleh: GYCA
Gambar diambil dari : http://eagleman6788.wordpress.com

Tidak ada komentar: