Kita
sudah tau kan pacaran itu seperti apa, jadi kita langsung saja membahas
bagaimana pacaran berkedok komitmen itu. Yup, dari kata-katanya saja sudah
jelas bahwa pacaran berkedok komitmen itu adalah orang yang saling mencintai
tapi karena tau bahwa pacaran itu tidak ada di dalam Islam makanya mereka ganti
dengan kata “komitmen” dengan tujuan nantinya bakal menikah atau saling menjaga
diri biar gak suka sama orang lain tapi tetap saja jalan bareng, kirim sms
perhatian, manggilnya pake panggilan kesayangan dan semacamnya. Lalu kenapa
harus ada embel-embel komitmennya? Biar ntar kalau ditanya sama orang pacaran
atau nggak, jawabnya “nggak kok, kita Cuma komitmenan aja” H- E-double L-O (re:
Hellooowww) semua orang tau kali mana yang pacaran mana yang nggak, mau Cuma komitmenan
kek atau Cuma HTSan kek selama dilakukan oleh pasangan yang bukan muhrim tetep
aja “HARAM”. Na’udzubillah.
Apakah
sebegitu dahsyatnya cinta itu sampai-sampai kalian wahai wanita tidak bisa
berlogika? Coba tanyakan pada dirimu sendiri, yakinkah kau akan berjodoh
dengannya? Relakah dirimu terjerumus dalam kenistaan? Senikmat itukah pacaran sampai
kau takut dan sedih jika kehilangannya? Jika kau tak bersamanya apakah dunia
akan kiamat? Sadarlah, bahwa cinta sejati itu adalah cinta yang dibalut dengan
kehalalan yaitu “MENIKAH” bukan dengan pacaran atau komitmen-komitmenan.
Wahai
lelaki, tidakkah kau membayangkan jika saudara perempuanmu dilakukan seperti
itu oleh lelaki lain, marahkah kau? Sebegitu yakinnya kah dirimu bahwa kau akan
menikahinya? Bagaimana kalau ternyata ada yang lebih baik darinya, tidakkah kau
malah lebih memilih yang lebih baik dari wanita yang sedang kau pacari?
Wahai saudaraku, Ingatlah ayat ini!!!
"Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertaqwa." (Qs. Az Zukhruf: 67)
Bertaubatlah,
kembalilah kejalan yang lurus lagi selamat. Dengarkan jeritan jiwa sucimu yang
masih tersisa, tidakkah kau rindu dengan ketenangan jiwamu? Hanya dengan
mengingat Allah saja hatimu menjadi tenteram, bukan dengan mengingat laki-laki
atau wanita yang belum halal bagimu. Sungguh Allah Maha Pemurah lagi Maha
Pemaaf, tinggalkanlah dia, Allah akan menggantimu dengan yang lebih baik.
Rasulullah
shallallah ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya tidaklah
engkau meninggalkan sesuatu karena Allah ‘Azza wa Jalla, kecuali Allah akan menggantikannya bagimu dengan yang lebih baik bagimu.”
(HR. Ahmad, no. 23074)
Wallahu ta’ala a’lam bisshowab
Malang,
28 Februari 2014
Shafitri
F. A