Selasa, 04 November 2008

Laskar Pelangi: Pentingnya pendidikan dan kekuatan sebuah mimpi

Laskar Pelangi: Pentingnya pendidikan dan kekuatan sebuah mimpi

Oleh: Bayu Marthawijaya

Fenomena sukses film Laskar Pelangi yang sanggup bersaing di tengah industri film Indonesia yang selalu memperdagangkan lekuk tubuh perempuan seksi adalah bukti bahwa penonton film Indonesia tidak bodoh bodoh amat dalam mengapresiasikan sebuah karya seni, khususnya film.Beruntung kita masih punya Mira Lesmana dkk dengan gigihnya membangunkan film Indonesia yang sempat mati suri.Karya terakhir mereka Laskar Pelangi mebuktikan kecintaan mereka terhadap film maupun terhadap bangsanya.





Film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata yang konon naskahnya sempat akan di buang ke tong sampah oleh penerbitnya ternyata mampu menginspirasikan banyak orang dan menumbuhkan kesadaran akan maha pentingnya sebuah pendidikan.Bagaimana tidak, sepuluh anggota Laskar Pelangi ( Ikal,Lintang,Mahar A Kiong Sahara,Syahdan,Kucai Borek,Trapani,Harun)yang nota bene anak anak miskin dari Belitong meyakini hanya berbekal pendidikanlah mereka akan meraih mimpi yang kelak akan mengubah seluruh perjalanan hidup mereka menjadi lebih baik. Tidak hanya dari segi akal dan materi semata tapi budi pekerti yang selalu di tekankan dalam sekolah Islam Muhammadiyah.





Andrea Hirata sang kreator Laskar Pelangi,lewat tokoh Ikal, dengan sangat cerdasnya bercerita tentang dirinya dan SD Muhammadiyah yang hanya terdiri 10 siswa dan hampir roboh.Yang tak kalah menarik adalah cerita tentang Ibu guru muda Muslimah dengan ikhlas dan penuh dedikasi tinggi mendidik kesepuluh muridnya dan menyebutnya dengan Laskar Pelangi.Kisah cinta Ikal dengan perempuan keturunan Tionghoa, A Ling adalah bagian cerita yang sayang untuk di lewatkan begitu saja





Ikal yang hanya anak pegawai rendahan di PN Timah Balitong juga bercerita tentang sahabatnya Lintang yang mempunyai kecerdasan di atas rata rata dan terpaksa mengayuh sepeda berkilo kilo untuk ke sekolah kemudian memenangi lomba cerdas cermat hingga melambungkan harga diri SD Muhamadiyah yang di malam hari di pakai kandang kambing sejajar dengan SD yang lain.Lintang yang akhirnya harus megubur impiannya dalam dalam untuk menggapai sekolah lebih tinggi karena bapaknya meninggal dan dalam usia sangat belia menjadi tulang punggung keluarganya menggantikan bapaknya. Lintang adalah potret anak cerdas yang terbuang sia sia....





Sahabat Ikal yang lain adalah Mahar.Sang seniman jenius dengan ide super kreatifnya mampu memutar balikkan keadaan. Dengan imajinasinya yang tinggi dia mampu meciptakan sebuah karya tari Afrika dan memenangi karnaval tujuh belas agustusan.Sesuatu yang langka bagi SD Muhammadiyah.





Membaca novel Laskar Pelangi atau menonton filmnya menggugah kesadaran kita betapa pentingnya pendidikan dan kekuatan mimpi untuk mengejar cita cita.Laskar Pelangi juga menggambarkan potret buram dunia pendidikan kita. Anak anak cerdas dan berbakat seolah tercampakkan begitu saja oleh keangkuhan kapitalisme yang merasuk ke dalam lembaga pendidikan kita.Pendidkan pun menjadi begitu mahalnya.Seolah dunia pendidikan hanya untuk anak yang orang tuanya berkantong tebal.





Beruntung Ikal bernasib baik.Dengan kegigihan dan kerja kerasnya dia mampu menggapai mimpi mimpinya waktu kecil.Roh Laskar Pelangi memberinya energy yang luar biasa ke dalam sendi kehidupnya.Kecerdasan Lintang, dan citra rasa seni Mahar merasuk kedalam urat nadinya. Dan Ikal-pun melanjutkan kuliah di UI kemudian mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi bergensi Universite de Paris, Sorbonne, Perancis. Mimpi adalah sebuah kenyataan dan bukan sesuatu yang mustahil. Maka bermimpilah...





Bagaimana dengan kelanjutan kisah cinta Ikal dengan A Ling? Hanya Tuhan dan Ikal yang tahu. Cinta itu memang misteri tapi kalau bisa jangan hanya lewat mimpi. Semoga Ikal paham benar akan hal yang satu ini....





http://www.eramuslim.net/

Tidak ada komentar: