Pada kehidupan sehari-hari, berbicara
adalah slalah satu cara yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama.
Berbicara bisa mencakup banyak hal seperti beramah tamah, berdiskusi dan bahkan
berdebat akan suatu hal. Teringat akan salah satu peribahasa yang mengatakan
bahwa ujung lidah lebih tajam bila dibandingkan dengan ujung pedang. Seseorang
bisa dengan tanpa sengaja atau malahan bisa juga disengaja untuk mengucapkan kata-kata
yang bisa melukai orang lain. Bila kita berkaca pada apa yang terjadi sekarang
ini, banyak kasus pembunuhan yang berawal dari rasa tersinggung. Sehingga,
marilah kita menjaga lisan kita agar senantiasa mengucapkan kata-kata yang baik
atau tetap menjaganya diam. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan :
Berbicara harus jelas dan benar,
Sebagaimana dalam hadits
Aisyah ra:
“Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW itu selalu jelas sehingga
bisa difahami oleh semua yang mendengar.”
(HR Abu Daud)
Seimbang dan menjauhi berlarut-larutan
Berdasarkan sabda nabi
SAW:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku
nanti di hari Kiamat ialah orang yang banyak bercakap dan berlagak dalam
berbicara.” Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami telah mengetahui arti
ats-tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa makna al-mutafayhiqun? Maka jawab
nabi SAW: “Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi
dan dihasankannya)
Menghindari banyak berbicara, karena khuatir membosankan yang
mendengar, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Wa’il:
Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa mengajari kami setiap hari Kamis,
maka berkata seorang lelaki: Wahai abu Abdurrahman (gelar Ibnu Mas’ud)!
Seandainya anda mau mengajari kami setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas’ud :
Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku memenuhi keinginanmu, hanya aku kuatir membosankan kalian, karena akupun pernah meminta yang
demikian pada nabi SAW dan beliau menjawab kuatir membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih) .
Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan
Dari Anas ra
bahwa adalah nabi SAW jika berbicara maka beliau SAW mengulanginya 3 kali
sehingga semua yang mendengarkannya menjadi faham, dan apabila beliau SAW
mendatangi rumah seseorang maka beliau SAW pun mengucapkan salam 3 kali. (HR
Bukhari)
Menghindari mengucapkan yang bathil, berdasarkan hadits nabi
SAW:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai
ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat
oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA bagi orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan
seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang tidak
dikiranya akan demikian, maka ALLAH SWT mencatatnya yang demikian itu sampai
hari Kiamat.” (HR Tirmidzi dan ia berkata
hadits hasan shahih; juga
Menjauhi
perdebatan sengit
Berdasarkan hadits nabi SAW:“Tidaklah sesat suatu kaum setelah
mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.”
(HR Ahmad dan Tirmidzi)
Dan dalam hadits
lain disebutkan sabda nabi SAW:
“Aku jamin
rumah didasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku
jamin rumah ditengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda,
dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.” (HR Abu
Daud)
Menjauhi
kata-kata keji, mencela, melaknat
Berdasarkan hadits nabi SAW:
“Bukanlah
seorang mu’min jika suka mencela, mela’nat dan berkata-kata keji.” (HR
Tirmidzi dengan sanad shahih)
Menghindari
banyak canda
Berdasarkan hadits nabi SAW:
“Sesungguhnya
seburuk-buruk orang disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak ialah orang yang suka
membuat manusia tertawa.” (HR Bukhari)
Menghindari
menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk
Berdasarkan QS 49/11, juga dalam hadits nabi SAW:
“Jika seorang
menceritakan suatu hal padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu menjadi amanah
bagimu untuk menjaganya.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi dan ia
menghasankannya)
Menghindari dusta
Berdasarkan
hadits nabi SAW:
“Tanda-tanda munafik itu ada 3,
jika ia bicara berdusta, jika ia berjanji mengingkari dan jika diberi amanah ia
khianat.” (HR Bukhari)
Menghindari ghibah dan mengadu
domba,
Berdasarkan hadits nabi SAW:
“Janganlah kalian saling
mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling
berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah
kalian saling meng-ghibbah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH
yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)
Berhati-hati dan adil dalam memuji
Berdasarkan hadits nabi SAW
dari Abdurrahman bin abi Bakrah dari bapaknya berkata:
Ada seorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka
kata nabi SAW: “Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu! Kamu telah
mencelakakan saudaramu!” (2 kali), lalu kata beliau SAW: “Jika ada seseorang
ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si fulan, semoga
ALLAH mencukupkannya, kami tidak mensucikan seorangpun disisi ALLAH, lalu
barulah katakan sesuai kenyataannya.” (HR Muttafaq
‘alaih dan ini adalah lafzh Muslim)
Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar berkata: Berdiri seseorang memuji
seorang pejabat di depan Miqdad bin Aswad secara berlebih-lebihan, maka Miqdad
mengambil pasir dan menaburkannya di wajah orang itu, lalu berkata: Nabi SAW
memerintahkan kami untuk menaburkan pasir di wajah orang yang gemar memuji. (HR Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar